Raden Pandji Soeroso, dari Pemogokan Buruh Hingga Menjadi Menteri Perburuhan

Nama Raden Panji Soeroso mungkin agak asing terdengar di telinga kita, tak banyak dibicarakan oleh publik. Apalagi ketika menyangkut antara dirinya dengan dunia perburuhan. Tak banyak memang literasi yang menuliskan tentang sosoknya.

Namanya tak semasyhur Semaoen, pemuda yang memimpin berbagai pemogokan buruh bersama Indische Sociaal-Democratische Vereeniging (ISDV), atau R.M. Surjopranoto yang oleh pemerintah kolonial Belanda dijuluki sebagai ‘Si Raja Mogok’.

Pria kelahiran Sidoardjo pada tanggal 3 November 1893 ini lebih dikenal sebagai mantan Gubernur Jawa Tengah, mantan Menteri Pekerjaan Umum, mantan Menteri Sosial, mantan Menteri Perburuhan, dan juga pernah duduk sebagai anggota BPUPKI.

Namun dalam sejarah hidupnya, sosoknya cukup lekat dengan dunia perburuhan. Sehingga tak heran jika pada kurun waktu 6 September 1950 – 3 April 1951 di bawah kabinet Perdana Menteri Mohammad Natsir, ia pernah menjabat sebagai Menteri Tenaga Kerja yang ke-4.

Pria yang pernah lulus dari sekolah guru (Kweekschool) di Probolinggo, Jawa Timur itu, bekerha menjadi pegawai di Jawatan Irigasi. Dan pada tahun 1914, saat usianya baru menginjak 21 tahun, ia sudah menjadi Ketua Serikat Buruh Pegawai Pribumi, di Departemen Pekerjaan Umum cabang Probolinggo. Di tahun ini pula, ia juga menjadi Ketua Sarekat Islam cabang Probolinggo.

Aktivismenya di bidang perburuhan tak berhenti hanya di situ, selanjutnya ia juga pernah memimpin berbagai serikat buruh yang bergerak di sektor pelayanan publik. Hingga pada tahun 1930, ia menjadi salah satu pimpinan di Persatuan Vakbond Pegawei Negeri (PVPN). Ia berjuang untuk meningkatkan kesejahteraan para pegawai negeri pada saat itu.

Pada kurun waktu tahun 1920-an sampai dengan 1930-an, merupakan salah satu periode perlawanan yang sangat sengit dari kaum buruh di Nusantara terhadap penjajahan Belanda. Para koeli (buruh) pribumi banyak mendirikan serikat buruh, dan melakukan berbagai pemogokan atas kebijakan dan tindakan para pengusaha dan pemerintahan VOC di Nusantara.

Saat R.M. Surjopranoto membangun Personeels Fabrieks Bond – Serikar Buruh Pabrik Gula (PFB), ia juga sempat menjadi pimpinan cabang serikat tersebut. Dan kiprahnya di PFB, merupakan salah satu bagian bagi sejarahnya bersama perjuangan buruh pada masa itu. Ia juga ikut hadir mengorganisir berbagai pemogokan buruh pabrik gula pada kisaran tahun 1921.

Sempat pula ia menjabar sebagai anggota dewan kota Probolinggo dan juga menjadi anggota dewan penasihat koloni, Volksraad pada tahun 1923 – Dalam buku karya John Ingleson, Buruh, Serikat dan Politik – disebutkan bahwa posisi tersebut menjadi tempat terakhirnya dalam memperjuangkan buruh.

Pada masa kemerdekaan Republik Indonesia, di bawah kepemimpinan Presiden Soekarno, ia sempat menjadi Gubernur Jawa Tengah, sebelum kemudian ditarik menjadi Menteri Perburuhan. Pada masa jabatannya sebagai Menteri Perburuhan, ia membentuk Panitia Penyelesaian Perselisihan Pekerja (P4), yang bertugas menyelesaikan perselisihan antara buruh dan majikan.

Ia meninggal dunia pada 16 Mei 1981, dimakamkan di Mojokerto, Jawa Timur. Pemerintah Indonesia mengangkat Raden Pandji Soeroso sebagai Pahlawan Nasional Indonesia, melalui Surat Keputusan Presiden No. 81/TK/1986.

Daftar Pustaka

https://serbasejarah.wordpress.com/2009/05/01/sejarah-singkat-gerakan-serikat-buruh-indonesia-masa-kolonial-belanda/

http://www.jakarta.go.id/web/encyclopedia/detail/2154

https://id.wikipedia.org/wiki/Soeroso

John Ingleson, Buruh, Serikat dan Politik, Marjin Kiri, 2015

https://id.wikipedia.org/wiki/Soeroso

Source: kabarburuh.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *